Suatu ketika ada seorang yang menceritakan kisahnya, mungkin sekilas biasa dan terkesan mengada-ada, namun itu kisah nyata, katanya. Pada suatu sore saat selesai sebuah kajian kecil, sebelum pulang ada salah satu peserta menyodorkan sebuah bungkusan, dan ternyata isinya jajanan sebagai oleh-oleh sehabis safar. “ Cuma sedikit pak, biar nanti untuk anak-anak bapak di rumah,” pinta peserta agar bungkusan itu diterima. Setelah berusaha menolak secara halus, akhirnya diterima juga bungkusan tersebut oleh si bapak pembicara, namun dengan pesan agar hal itu tidak diulang lagi. Sebelum pulang beliau sempat bertanya kepada peserta yang memberikan hadiah tersebut, “Afwan sebelumnya, misalkan nanti saya tidak langsung pulang dan mampir di rumah teman, kemudian sebagian jajanan ini saya berikan ke yang lain gimana… boleh tidak?” dengan agak kaget mendapat pertanyaan seperti itu, peserta yang memberikan bingkisan tadi menjawab, “gak papa pak.” Dan belum selesai kekagetan yang hadir di majelis itu, ternyata datang pertanyaan yang lebih menghebohkan lagi dari bapak tersebut, ” afwan, lha kalau ibunya anak-anak boleh ikut mencicipi tidak? Soalnya tadi amanahnya untuk anak-anak…?” seketika tawa tak tertahanan lepas juga… “ boleh pak, untuk semua boleh…” sahut mereka…

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah di atas adalah bahwa ketika ada yang berusaha menjaga amanah dimasa kini ternyata tampak dan kedengaran “aneh”… yach… bisa jadi karena terlalu banyak manusia yang mengabaikan amanah. Atau mungkin ada yang beranggapan bahwa  yang dianggap amanah itu sesuatu yang besar saja, sementara untuk hal kecil kurang diperhatikan, jadi ketika ada yang berusaha menjaga justru tampak janggal. Padahal jika seseorang terbiasa mengabaikan urusan kecil maka ia akan terlatih untuk mengabaikan dan meremehkan hal besar… na’udzubillah… coba renungkan petunjuk Allah berikut, 

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. An Nisaa’: 58) []