إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛

فَإِنْ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Jamaah Jum’at rahimakumullah,

Ramadhan dengan berbagai keberkahannya telah meninggalkan kita. Sementara masih banyak penyakit ummat yang menjangkiti dan belum terlihat kesembuhannya. Sementara berbagai kemalasan dan keloyoan mengancam kita sepeninggal bulan Ramadhan.

Kehidupan para nabi yang terdapat dalam al qur’an menjadi contoh dan pedoman kehidupan manusia dalam berbagai hal. Termasuk diantaranya adalah kisah kisah para nabi saat ujian berat menimpa mereka dan bagaimana keluar dari musibah tersebut. Semua terekam dengan baik di dalam al qur’an.

Allah Ta’ala berfirman ;

وَكُـلاًّ نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاء الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءكَ فِي هَـذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ

“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” QS. Hud : 120.

Pandemi virus corona ini telah dirasakan oleh bangsa Indonesia. Banyak cara dalam menanganinya. Mulai dari penjagaan jarak, diwajibkannya untuk memakai masker, isolasi mandiri, karantina wilayah, arahan untuk mencuci tangan dengan sabun dan masih banyak lagi.

Tapi sedikit yang mengarahkan masyarakat untuk memperbanyak ibadah dan do’a. Dan adalah para nabi ‘alaihimus salaam  telah mencontohkan amalan tersebut saat musibah menerpa mereka. Sehingga mereka keluar dari berbagai musibah dengan kesuksesan dan mendapatkan ridha dari Allah Ta’ala.

Maka jika kita ingin keluar dan sukses dari musibah ini, kita harus meniru para nabi. Semakin ummat ini dekat kepada Allah dan banyak berdo’a pada waktu waktu yang diijabahi pasti Allah akan segera menjauhkan virus corona ini dari ummat ini. virus corona adalah milik Allah dan akan pergi dengan izin Allah Ta’ala.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Contoh dan suritauladan pada nabi Ayyub alaihis salaam

Allah ta’ala menceritakan tentang nabi Ayub alihis salam dan musibah yang menimpanya sebagai cobaan untuk dirinya. Musibah itu menimpa harta benda, anak-anaknya, juga tubuhnya. Demikian itu karena Ayub adalah seorang yang memiliki banyak ternak dan lahan pertanian, ia pun memiliki banyak anak serta tempat-tempat tinggal yang menyenangkan.

Allah menguji Ayub dengan menimpakan bencana kepada semua miliknya. Semuanya lenyap tiada tersisa. Kemudian cobaan ditimpakan pula kepada jasad atau tubuh Ayub sendiri. Menurut suatu pendapat, penyakit yang menimpanya adalah penyakit lepra yang mengenai sekujur tubuhnya, sehingga tiada suatu bagian pun dari anggota tubuhnya yang selamat dari penyakit ini, kecuali hati dan lisannya yang selalu berzikir mengingat Allah ta’ala.

{وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (83) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ (84) }

dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. QS. Al Anbiya’ : 83-84.

Nabi Ayyub ‘alaihis salaam  tertimpa penyakit selama 18 tahun sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir dalam al bidayah wan nihayah. Daging daging beliau berjatuhan hingga tidak ada yang tersisa melainkan tulang dan urat syaraf. Istrinya mendatangkan abu lalu membentangkan-nya di bawahnya.

Dalam kondisi sulit, beliau terus berdo’a kepada Allah dengan doa’ di atas yaitu ;

رَبِّى أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

“(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”

Beliau lock down karena dibuang oleh kaumnya karena bau yang tidak enak. Dan akhirnya Allah mendengar do’a nabi Ayyub ’alihis salam. Allah sembuhkan beliau dan Allah berikan kembali harta dan keluarga yang sebelumnya beliau miliki.

Kisah Yunus ‘alihis salam

Nabi Yunus diutus kepada penduduk Ninawa yang merupakan dari negeri Al Maushil. Ia menyeru mereka untuk menyembah Allah Ta’ala. Namun mereka mendustakan dan terus dalam kekufuran. Ketika hal tersebut terus berlangsung lama, maka nabi Yunus keluar meninggalkan mereka dan mengancam mereka bahwa mereka akan diancam adzab selama tiga hari.

Ketika sudah hampir turun kepada mereka, keluarlah mereka dan menyatakan taubat kepada Allah Ta’ala. Diterimalah taubat mereka, tetapi mereka mencari nabi Yunus dan tidak mereka dapatkan. Sementara nabi Yunus sudah pergi naik kapal.

Disaat nabi Yunus naik kapal, kondisi cuaca tidak baik. Kapal oleng dan nahkoda kapal berkesimpulan bahwa kapal kelebihan beban. Harus ada satu orang yang menyeburkan diri kelaut. Akhirnya diundilah dan nabi yunus mendapat undian untuk terjun kelaut.

Ditelanlah nabi Yunus oleh ikan yang sangat besar. Dalam riwayat beliau berada di perut ikan selama 40 hari sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir dalam al bidayah. Dan selama itu beliau mendengar bagaimana tasbihnya seluruh makhuk di laut. Sehingga beliau ikut bertasbih dan berdo’a sebagaimana firman Allah Ta’ala ;

وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِباً فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap : “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” QS. Al Anbiya’ : 87.

Beliau senantiasa berdo’a kepada Allah dengan do’a;

لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

“Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.”

Akhirnya nabi Yunus ‘alaihis salaam dimuntahkan ikan tersebut dipinggir pantai dan selamatlah beliau. Dan jika seandainya nabi Yunus bukan orang yang shalih sebelumnya dan termasuk orang orang yang banyak berdo’a dan bertasbih, maka beliau akan berada di dalam ikan tersebut hingga hari kiamat.

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنْ الْمُسَبِّحِينَ  ١٤٤. لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” QS. Ash shoffaat : 143 – 144.

Pelajaran

Demikianlah kisah nabi Ayyub dan nabi Yunus yang Allah uji dengan lock down dan akhirnya sukses. Masih banyak kisah nabi nabi yang lain, dimana mereka saat ujian menerpa bersabar dan mendekat serta terus berdo’a kepada Allah Ta’ala. Akhirnya Allah angkat ujian mereka dan sukses dalam menghadi berbagai ujian.

Kuncinya adalah sabar dan do’a. Jika ummat ini bersabar dengan virus corona ini dan berusaha untuk berikhityar secara maksimal dan mendekat kepada Allah dengan banyak berdo’a, pasti Allah segera mengangkat penyakit ini dari ummat.

Tetapi jika ummat tidak mau bersabar untuk ikhtiyar secara medis dan tidak mau mendekat berdo’a kepada Allah Ta’ala, maka penyakit ini tidak akan segera pergi dari ummat ini. Dan sampai kapan penyakit ini terus menghnatui, kita tidak tahu.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu , sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Qs. Al Baqarah : 153.

Allah Ta’ala memerintahkan kepada orang orang yang beriman untuk meminta pertolongan dengan sabar dan shalat. Dan sebaik baik amalan saat musibah menerpa adalah kesabaran dan shalat. Bahkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam jika menghadapi suatu masalah yang berat, beliau selalu bersabar dan mengerjakan shalat. Dalam sebuah ahdist disebutkan ;

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَه أَمْرٌ صَلَّى

Rasulullah Saw. apabila mendapat suatu cobaan, maka beliau mengerjakan salat. HR. Ahmad dan An Nasa’i.

Pada masa pandemi ini marilah memperbanyak amal shalih. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan beban hidup semakin berat. Maka santunilah dan sisihkan sebagian rizki yang kita miliki untuk mereka.

Bagi mereka yang sedang terkena cobaan virus, semoga diberi kesabaran. Bagi kita yang terdampak dengan hilangnya pekerjaan dan semakin berat bena hidup, semoga Allah berikan kemudahan dan ketabahan. Kita memohon kepada Allah agar segera diangkat penyakit ini dari ummat islam.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، وَالجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ

“Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra dan keburukan segala macam penyakit.” Doa tersebut sesuai dengan Hadis Riwayat Abu Dawud nomor 1554.

Demikian khotbah yang dapat kami sampaikan. Ada benarnya dari Allah Ta’ala dan ada salahnya datang dari kami pribadi karena bisikan setan.

أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، اَلْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُأَمَّا بَعْدُ؛

إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلَّونَ عَلَى الَّنِبْيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا بِرَبِّكُمْ فَئَامَنَّا، رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْعَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَاوَعَدتَنَا عَلَىرُسُلِكَ وَلاَتُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيعَادَ.

 رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى رَسُوْلِهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.