Cinta Suami, Binarnya Hati Istri

 

Pada suatu hari, saat baginda Rasulullah ﷺ masuk ke rumahnya, Ummul mukminin Aisyah ra bertanya kepadanya, “Ya Rasulullah, dari manakah engkau?” Beliau ﷺ menjawab, “Dari rumah Ummu Salamah.” Aisyah ra, “Apa tidak kenyang (Apa Anda tidak bosan)?” Rasulullah ﷺ hanya tersenyum.

Lalu Ibunda Aisyah ﷺ berkata, “Ya Rasulullah, jika Anda melintasi dua lembah, yang satu masih utuh dan tidak ada seorang pun yang pernah menggembalakan ternaknya di sana, sedangkan yang lain telah dipakai orang untuk menggembala, lembah manakah yang engkau singgahi?”

(Dengan tersenyum) Rasulullah ﷺ menjawab, “Tentu, Lembah yang masih utuh, yang belum pernah digunakan manusia untuk menggembala.” IBunda Aisyah pun berkata, “Aku tidaklah seperti isteri-isterimu yang lain.”

Rasulullah bukannya tidak tahu arah pembicaraan istrinya, maka beliau tidak hanya tersenyum, namun menyenangkan hati istrinya dengan memberikan jawaban yang menyamankan perasaan istri kesayangannya itu.

Pujian yang tepat seorang suami kepada istrinya adalah dengan menceritakan kelebihannya dengan tanpa harus berpura-pura memuji dengan sesuatu yang tidak ada pada dirinya. Bukankah tidak ada istri yang sama sekali tidak memiliki kelebihan, sebagaimana tidak ada seorang istripun yang tidak mempunyai kekurangan.

 

Tanda Cinta

Seorang kakek di usia pernikahannya ke 50 tahun ditanya apa resepnya bisa merawat cinta? Beliau menjawab singkat, “Dengan mengingat banyak kebaikan yang dilakukan istrinya sampai pada hal-hal yang remeh dan nampak sederhana.”

Kita sering lupa bahwa semua yang dilakukan pasangan hidup kita adalah tanda cinta. Suami bekerja mengais nafkah itu tanda cinta, sebagaimana istri yang memasak makanan dan menghidangkannya itu pertanda cinta. Istri mencuci baju dan menyetrika itu perwujudan cinta, seperti suami membersihkan rumah dan membetulkan atap rumah yang bocor itu cinta. Suami menemani anak bermain dan berkisah itu pertanda cinta, begitupun istri yang menemani anak mengerjakan PR itu pun cinta.

Tidak sedikit orang salah mengira, dikira cinta itu dengan menyediakan rumah megah dan kendaraan mewah, perawakan gagah dan tabungan berlimpah. Jangan dikira cinta hanya ungkapan kata mesra yang membuat hati berbunga seperti nyanyian biduanita atau soal adegan ranjang semata. Namun cinta adalah anugerah dari Sang Pemurah yang menguasai hati setiap hamba-Nya untuk menyatukannya. Waallafa baina quluubihim.

 

Ridha Suami dan Cinta Istri

Istri yang mencintai suaminya selalu menginginkan ridha suaminya dan khawatir terhadap hal-hal yang membuatnya marah. Dia memahami dengan baik sebuah rahasia kecil, bahwa lelaki lebih siap untuk mengatakan ‘ya’, ketika dia diberi kebebasan untuk dapat mengatakan ‘tidak’.

Suami yang mencintai istrinya, memahami perasaannya dan mengerti kekurangannya. Tidak membebani dengan perkara-perkara yang memberati mata batinnya. Membimbingnya dan mencegahnya dari hal-hal yang bisa menggiringnya ke jalan menuju neraka. Seorang istri lebih mudah untuk mengatakan ‘ya’ saat sang suami berhasil menyamankan hatinya. Allahu’alam.